Menurut kamus besar bahasa indonesia kata cinta diartikan sebagai suka sekali, sayang benar, yang dapat ditujukan untuk orang tua, teman, saudara dan sebagainya. Dari sudut pandang psikologi cinta juga dapat diartikan sebagai perasaan menyukai, memperhatikan, dan menyayangi secara mendalam. Perasaan tersebut disertai dengan rasa rindu dan hasrat pada orang yang dicintai. Itulah definisi cinta dan penjelasannya berdasarkan pandangan psikologi Dari pandangan-pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa cinta sendiri adalah rasa suka terhadap sesuatu yang besar.
Kata cinta sendiri relevan dengan banyak aspek dalam hidup, salah satunya dunia pendidikan. Pendidikan yang dilandasi oleh cinta memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan anak. Dalam dunia pendidikan ketika kita berbicara tentang mendidik dengan cinta maka buah dari pola didikan itu harus mampu menjadikan peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang penuh kasih, bijaksana, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.
Pola didikan dengan cinta sendiri muncul dengan berbagai macam dan cara dari masing-masing pendidik. Ada yang mendidik dengan bahasa yang lembut, senyum yang ramah dan bersahaja, ada pula yang sebaliknya dengan dengan suara yang tegas dan terkesan arogan, namun semua itu bertujuan memberikan sebuah pengalaman pendidikan yang bermakna bagi peserta didik
Sedikit kilas balik cerita pengalaman saya ketika masih menjadi seorang peserta didik dan dididik oleh salah satu guru PPL dengan pola didik yang “waktu itu” saya anggap pola didiknya arogan. Guru saya ini bernama Bapak Ramli Tupu dan mengasuh mata pelajaran Kimia yang merupakan pelajaran kesukaan saya. Saya menganggap beliau guru yang arogan karena beliau cukup galak bagi saya, selain galak beliau juga guru yang suka sekali memberi catatan dan tugas yang sangat banyak. Setiap kali pembelajaran kimia beliau akan memberikan tes awal, setelah itu catatan yang panjang dan pekerjaan rumah yang tak kalah banyaknya. Kelas saya waktu itu setiap kali diberikan catatan yang banyak akan malas-malasan dalam mencatat mungkin karena beliau hanya seorang guru PPL dan yang lucunya karena beliau mengetahui kebiasan kami setiap sebelum memberikan catatan beliau akan menulis di papan dengan tulisan yang besar dengan bunyi seperti ini “ Sejelek-Jeleknya Tulisan Saya Lebih Jelek Ingatan Anda, Jadi Tolong Catat!” setiap kali beliau menulis catatan itu sedikit menyebalkan bagi saya, namun guru yang saya anggap arogan dan menyebalkan karena pola didiknya itu membuat saya mendapat nilai kimia tertinggi seangkatan pada saat ujian semester I kelas 11 SMA.
Cerita itu membekas dalam ingatan saya hingga saat ini bahkan saat saya menjadi seorang pendidik. Ketika menjadi seorang pendidik saya menyadari bahwa beliau menebarkan cinta yang besar untuk anak-anak didikannya, mengapa saya menyimpulkan demikian? karena saya merasa beliau memberi satu pola didikan yang bermakna bagi saya. Bagi saya pribadi jika berbicara mendidik dengan cinta berarti mampu menciptakan suatu pendidikan yang bermakna bagi peserta didik dan diingat sepanjang hayatnya.
Mendidik dengan cinta adalah pondasi yang kuat dalam membentuk karakter anak-anak. Ketika cinta menjadi landasan pendidikan, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang memiliki rasa percaya diri, empati, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan. Ini adalah investasi berharga dalam masa depan mereka dan dalam masyarakat yang lebih baik. Dengan mendidik dengan cinta, kita memberikan hadiah yang paling berharga kepada anak-anak kita: cinta, dukungan, dan panduan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang luar biasa.
Menginspirasi bu guru hebat✨😍
Terimah kasih mama😇🙏
Tinggalkan Komentar